A. Perkembangan
Akuntansi Internasional
Akuntansi
diperkenalkan pertama kali di Italia pada abad 14 dan 15. Pada saat itu
akuntansi dilakukan dengan melakukan double entry bookkeeping (sistem pembukuan
berpasangan).Akuntansi moderen dimulai sejak double entry accounting ditemukan
dan digunakan didalam kegiatan bisnis yaitu sistem pencatatan berganda (double
entry bookkeeping) yang diperkenalkan oleh Luca Pacioli (th 1447). Luca Pacioli
lahir di Italia tahun 1447, dia bukan akuntan tetapi pendeta yang ahli
matematika, dan pengajar pada beberapa universitas terkemuka di Italia. Lucalah
orang yang pertama sekali mempublikasikan prinsip-prinsip dasar double
accounting system dalam bukunya berjudul : Summa the arithmetica geometria
proportioni et proportionalita di tahun 1494. Banyak ahli sejarah yang
berpendapat bahwa prinsip dasar double accounting system bukanlah ide murni
Luca namun dia hanya merangkum praktek akuntansi yang berlangsung pada saat itu
dan mempublikasikannya.
Sejarah
akuntansi, memperlihatkan perubahan yang terus menerus secara konsisten. Pada
suatu waktu, akuntansi lebih mirip sistem pencatatan bagi jasa-jasa perbankan
tertentu dan bagi rencana pengumpulan pajak. Saat ini akuntansi beroperasi
dalam lingkungan perilaku, sektor publik dan Internasional. Akuntansi
menyediakan informasi bagi pasar modal-pasar modal besar, baik domestik maupun
internasional.
Choi
et.al (1998:38) mengungkapkan bahwa secara struktural pengembangan akuntansi
internasional yang terjadi sekarang meliputi porsi sebagai berikut :
1. Pola Pengembangan Komparatif
1. Pola Pengembangan Komparatif
2.
Pengembangan Kerangka-Kerangka Konseptual
3.
Perusahaan Multinational (MNCs) sebagai agen pengembangan Akuntansi
4.
Kebutuhan Akuntansi dari negara berkembang
5.
Fungsi Akuntansi dalam ekonomi terpusat
Selain
menurut pendapat Choi et.al terdapat juga faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan akuntansi internasional adalah:
1.
Sumber Pendanaan
2.
Sistem Hukum
3.
Perpajakan
4.
Ikatan Politik dan Ekonomi
5.Inflasi
6.Tingkat
Perkembangan Ekonomi
7.Tingkat
Pendidikan
8.
Budaya
B. Klasifikasi
Akuntansi Internasional
Tujuan
dari klasifikasi adalah mengelompkkan sistem akuntansi keuangan menurut
karakteristik khususnya. Klasifikasi akuntansi internasional dapat dilakukan dalam
dua cara, yaitu dengan pertimbangan dan secara empiris. Klasifikasi dengan
pertimbangan bergantung pada pengetahuan, intuisi dan pengalaman. Klasifikasi
secara empiris menggunakan metode statistic untuk mengumpulkan basis data
prinsip dan praktik akuntansi seluruh dunia.
Klasifikasi
awal yang dilakukan adalah yang diusulkan oleh Mueller pada pertengahan tahun
1960-an, yang mengidentifikasikan empat pendekatan terhadap perkembangan
akuntansi di negara-negara Barat dengan sistem ekonomi berorientasi pasar:
1. Berdasarkan
Pendekatan Makro Ekonomi
Berdasarkan
pendekatan ini, praktik akuntansi didapatkan dari dan dirancang untuk
meningkatkan tujuan makro ekonomi nasional. Misal, untuk mendorong perkembangan
industry tertentu, suatu negara dapat mengijinkan penghapusan pengeluaran modal
secara cepat pada beberapa industry tersebut, contoh negara Swedia.
2. Berdasarkan
Pendekatan Mikro Ekonomi
Pada
pendekatan ini, akuntansi berkembang dari prinsip-prinsip mikro ekonomi.
Fokusnya terletak pada perusahaan secara individu yang memiliki tujuan untuk
bertahan hidup dengan mempertahankan modal fisik yang dimiliki dan memisahkan
secara jelas modal dari laba untuk mengevaluasi dan mengendalikan aktivitas
usaha, contohnya negara Belanda.
3. Bedasarkan
Pendekatan Independen
Berdasarkan
pendekatan ini, akuntansi berasal dari praktik bisnis dan berkembang secara ad
hoc, dengan dasar perlahan-lahan dari pertimbangan, coba-coba dan kesalahan.
Akuntansi dipandang sebagai fungsi jasa yang konsep dan prinsipnya diambil dari
proses bisnis yang dijalankan dan bukan dari cabang keilmuan seperti ekonomi,
contohnya negara Inggris dan Amerika Serikat.
4. Berdasarkan
Pendekatan yang Seragam
Pada
pendekatan ini, akuntansi distandardisasi dan digunakan sebagai alat untuk
kendali administrasi oleh pemerintah pusat. Keseragamaan dalam pengukuran,
pengungkapan dan penyajian akan memudahkan perancangan pemerintah, otoritas
pajak dan bahkan manajer untuk menggunakan informasi akuntansi dalam
mengendalikan seluruh jenis bisnis dan pendekatan ini digunakan di
negara-negara dengan keterlibatan pemerintah yang besar dalam perencanaan
ekonomi di mana akuntansi digunakan antara lain untuk mengukur kinerja,
mengalokasikan sumber daya, mengunpulkan pajak dan mengendalikan harga, contohnya
adalah negara Perancis.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar